This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Welcome To Surabaya !! #Part 2

Photo bersama Finalis KTI Unair Surabaya
Kedekatan kian terasa sejak adanya rasa senasib antar peserta, ada rasa lelah dan seru yang menjadi topik pembicaraan kami di kamar, yaa tentu dengan Ibna dan Lidya (teman sekamarku). Ternyata tanam mangrove tadi pagi merupakan hal pertama yang kami lakukan hhe (ternyata bukan awak ajaaa hhi~) . Ibna dan Lidya termasuk orang yang supel dalam pertemanan dan itu dapat dibuktikan kedekatan kami walau hanya beberapa jam berkenalan. Setelah bersiri, panitia datang memperingatkan peserta untuk cepat ke bus, yaa kegiatan selanjutnya adalah perjalanan ke Universitas Air Langga. Jujur ini agenda yang membosankan, mengapa ? baca terus cerita ini ^_^’’

Smile ^_^
Nah kunjungan pertama ialah ke Fakultas Kedokteran Unair di Kampus A di Jalan Prof. Dr. Moestopo 47, tau kan kalau aku adalah mahasiswi jurusan pend. Bahasa dan sastra Indonesia (sudah paham maksud awak kan ? ^_^ ) Setelah masuk ke kampus ada rasa kagum melihat bangunan yang luarbiasa indahnya, peninggalan zaman Belanda, dengan arsitek bangunan Tua khas Kolonial dan masih ada tulisan Belanda  “NIAS” (Cuma inget singkatannya aja ^_^). Kami di sambut dengan hangat oleh pihak fakultas di ruangan seminar yang lantainya licin sekali hhe, dan mendapat sekotak kue. Ada seorang ibu dokter, ia yang mewakili dekan memperkenalkan FK Unair.
Sambutan di  Aula FK, Kampus A Unair
Yaa memang salah satu fakultas tertua di indonesia. Kemudian kami dibawa berkeliling ke Laboratorium, hmm layaknya study tour, pemandu kami yang merupakan BEM dengan ramah menjelaskan fasilitas yang ada, aku tertarik dengan salah satu yang terpahat di dinding bangunan, jadi setiap lulusan fakultas kedokteran ini namanya akan di pahat di dinding, sebagai bukti alumni FK Unair, tentu sudah banyak, bayangkan saja ! sejak 1954 lampau.
menuju ruang praktik Anatomi brr~
mencoba publikasi hhe
 Laboratorium untuk praktek para calon dokter sungguh membuat bulu kuduk ku berdiri, apalagi masuk ke ruang anatomi, wuiih banyak bagian tubuh serta hewan  yang di awetkan di sana :O ! yang ku suka perjalanan ini ialah berada pada bangunan tua khas kolonial yang masih kental untuk kita nikmati.

Setelah selesai meliarkan mata di setiap sudut FK, kami digiring panitia ke Fakultas Kedokteran Gigi, tempatnya bersebelahan dengan FK, yaa jujur saja di sini lebih hangat penyambutannya,, lalu kami diberi sekotak kue lagi dan sekotak nasi untuk makan siang. Karena hari ini ialah hari jumat, maka para lelaki yang ganteng shalat di masjid (yang gak shalat gak ganteng hhe~). 
Setelah selesai makan dan para lelaki pun selesai, kami kembali study tour untuk berkeliling ke FKG, di pandu dengan abang BEM yg dari FKG (ternyata orang Medaaan !! ) kami mengunjungi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unair,
Berkunjung ke RS Gigi & Mulut Unair Surabaya
baru pertama kali ke RS ini, sebab di Medan juga gak ada ya kan ! (^_^)’’ (Maluu kitaa orang Medan hhe~) melihat aktivitas para dokter gigi melayani pasiennya membuat gigiku cenat cenut.. aichh sereem jugaa ! :O
Kemudian kami digiring panitia ke Kampus B Unair, di Jalan Dharmawangsa. Sampai di sana ada sebuah masjid dan samar terdengar suara Ust. YM, waa sungguh bahagia ternyata Ust. YM ada di sini, tapi apa boleh buat kami digirng ke Fakultas Farmasi :(  
 
Setelah sampai para wanita shalat dahulu, lalu masuk ke aula Farmasi dan kami di beri sekotak kue lagi. Mendengarkan demo tentang FF Unair, setelahnya kami dibagi 3 kelompok dan lagi-lagi melakukan perjalanan laboratorium. 

Ada 4 Lab yang kami kunjungi, dan setiap Lab dosennya memberikan kuliah 7 menit (bener2 aku gak ngerti, walau aku dulu anak IPA) mencoba untuk paham tapi tetep pikiran nolak auoooooo!! Tolong akuuu! Tanpa sadar mukapun semakin kusut.
lihat muka kami (Kusut abizz) hha
Tanpa diberi ampunan, setelah ke FF, kami digiring panitia ke kampus C Unair di Jl. Mulyorejo . Akhirnya ini lah RS UNAIR, megah, indah, modren (kesan pertama). Dan kami berjumpa dengan direktur RS UNAIR bapaknya sangat ramah dan bersahaja, oiah kami diberi sekotak kue lagi dan ini porsinya lebih gede (ingat da berapa kotak kue yang kami kumpulkan ? hha :D )
setelah memberikan pengarahan dan bercerita tentang kisah
alat kedokteran di RS Unair
di RS Unair senyum2 dapet kue kotak again n again hha
terpatah2nya membangun nih RS, kami dibawa keliling untuk melihat RS Unair, fasilitasnya sudah canggih dan sayang kata si Bapak masyarakat sedikit untuk berobat ke RS ini.
Kemudian kami ke ITD (Institude of Tropical Disease) Universitas Air Langga, auooo letih sangat rasanya loo, tapi tetep semangat untuk mematuhi perintah para panitia hhe, yaaa disinilah berjumpa para ilmuan kesehatan penyakit tropis, cukup bangga bisa berada di sini. Dan mengetahui jenis-jenis penyakit tropis tentunya,,  yee ilmu baru tentang kesehatan (sungguh nikmat.. Hamdallah :) walau tubuh terasa letih, but inilah pengalaman itu dan mahal harganya kan :D )
ITD Unair

YUUP ! itu adalah the last trip,, akhirnya dengan rasa kelelahan para peserta, kami pulang dengan sempoyongan hhe~ (agak melebay). Apalagi nanti malam adalah TM untuk presentasi KTI dan itulah finalnya hhu~ perjuangan belum berakhir  dan kami semua di landa bencana keletihaaaan ! ^_^’’

Tapi, tetap bersyukur mendapat ilmu yang luarbiasa, sempat terbenak ketika aku melakukan perjalanan ini, (ingin menjadi dokter hhe~) but semua sudah terlanjur.. tapi jangan salah ! saya juga calon dokter loo, Dokter Bahasa hhe~ ^_^’’ semoga..  :)

                 
               

0 komentar

Welcome To Surabaya !! #Part 1

Icon Surabaya

Pengumuman 15 besar KTI Nasional Unair Surabaya merupakan moment terbesar sepanjang tahun 2012 ini, ada niat pasti ada jalan hhe ga nyangka juga bisa masuk 15 besar dari 283 KTI se-Nasional dan ini tentang kesehatan (awak orang bahasa LOL !). Setelah tarik ulur napas mengurus administrasi di Unimed, dan mendapat dana akhirnya tepat pukul 9.25 pm dan selama 3 jam berada si burung besi aku tiba di daratan Jawa (First time). Yuhuu Welcome Surabayaa!! kami di jemput Ibu Novi, Dosen FMIPA Unesa, rumahnya di Gedangan Surabaya, sungguh luarbiasa ibu Novi yang mempunyai 3 orang anak yang baik dan lucu ^_^. Aku tidur di kamar anak sedangkan Fandy dan Sandy (team KTI) di lantai 2.
sedikit jetlag sebab di Surabaya Shubuh pukul 3.45 am di Medan pukul 5.00 mandi terpagi yang pernah kurasakan. But, inilah pengalaman itu, sinar pagi bias terlihat pukul 5.30 am, aku berjalan pagi menikmati dialog orang surabaya, yee pakek bahasa jawa semua orang di sini (sempat ngekeh!) tapi aku bahagia sebab inilah kampungku sebenarnyaaaa :D (Suku Jawa Orang Medan^_^’’ )
Ibu Novi berangkat ngajar pukul 7.00 am dan kata beliau kami akan dijemput supir pukul 10.00am, sarapan pecel terhidang, hmm sungguh nikmat dan selagi mnunggu waktu lama aku bersepeda keliling komplek dengan Zul (Putra kedua Bu Novi). 

tepat pukul 10.00 am mobil dateng dan kami langsung melaju ke UNESA jemput Bu NOVI, sempat berpoto Ria hhe kadang moment itu harus diabadikan ( setuju gak ?)
UNESA
  lalu kami melaju ke Universitas Air Langga, yaa Surabaya memang lebih keren sedikit dari Medan, Jalanannya besar dan banyak taman, Mall nya itu loh bnyak kaliii, apalagi melihat City Of Tomorrow, nih Mall atau paa yaaa, gedek banget! aku sangat suka dengan perangai orang Jawa, yang memang pekerja Keras, lemah lembut dan menghormati orang lain, (thats me !, awak orang jawa kan hha )  
Setelah berkeliling kota Surabaya, akhirnya sampai di Kampus C Unair, dan hmm kampus yang indah :) kami dijemput sama panitia, dan kami pun pamit dengan bu Novi, thank u so much ibu novi c:,
bersama Bu Novi
dan kami juga langsung ke Asrama Haji Surabaya, disanalah kami akan menginap selama kegiatan. Yup, nice room, masih aku peserta penghuni kamar 115 seharusnya ada 4 orang. Banyak panitia menemaniku lagipun belum bnyak peserta yang hadir saat itu. Perkenalan biasa berlangsung (khas percakapan medog jawanya yg aku rindu saat ini :D).

Malam perkenalan seluruh peserta, aku terlelap hingga dibangunkan panitia,.. ruangan yang ramah, satu persatu kami memperkenalkan diri, Yaa inilah 15 pemenang itu, :) berjumpa mahasiswa hebat di negeri ini. Setelah perkenalan dan tata tertib selama kegiatan, kami pulang ke kamar masing2, aku masih sendiri. Kupaksakan alam pikirku tidu sebab esok harus bangun mula dari biasa dan agenda besok pagi ialah taman mangrove! Yyee my first time again!
pukul 1.00 am pintu di ketuk, aku terbangun dan 2 orang mahasiswi yng akan menjadi teman sekamar ku datang juga, mereka adalah ibna (IPB), dan Lidya (UI).
Yaa pukul 3.40 azhan terdengar kami dibungankan panitia untuk shalat berjamaah di masjid.  Setelah shalat kami bersiri dan pukul 5.00 am kami berangkat ke taman mangrove.
Tanam Mangrove
Susur Sungai
baunya tak sedap, banyak sampah, dan kotor (kesan pertama) tapi inilah aksi untuk tanam mangrove, pemerintah Jatim memang luarbiasa untuk melaestarikan alam, akan tetapi mengapa mau dibuat perumahan yaa di sekitar tanaman lindung ?
bersama finalis KTI Surabaya
Tapi aku menikmati saja setiap acara tanam mangrove ini, ada 5 mangrove yang ku tanam, dan setelahnya kami susur sungai, sungainya kotor banyak sampah :( setelah itu kami ke taman mangrove yang sebenarnya,

sarapan di selter terakhir
  tempatnya indah sebab ada setapak jalan yang dibuat dari papan kayu (jembatan ) setelah selter terakhir kami sarapan  :) dan kami pulang ke asrama haji. Nice moment :)  semoga pohon yang ku tanam menjadi pohon yang mengikat tanah dan mencegah abrasi di laut Jawa,, hhe :)
Taman Mangrove :)


0 komentar

Puisi, 29 Agustus 2012

lelaki dimatikan bola
Winda Sriana

Atap-atap bergemuruh
altar terinjak kepedihan
meratap murung keriuhan suara-suara ganas
awan mulai murka
telah menyaksikan kebinatangan makhluk
sekali lagi Negara ini perih
merintikkan berjuta hati yang kalut
menangis tertahan desah
hanya nestapa menuai duka
telah mati
lelaki penonton bola senja itu
Sketsa Kontan, Juni 2012

Perempuan itu
Winda Sriana

Perempuan itu terjaga, tergari dalam besi kepapaan
gelora air mata masih menetes tanpa intruksi
tanpa kekuatan untuk tertahan

perempuan itu, memikul berat beban prahara
jikalaupun amunisi ada dalam tengkuknya
pelatuk tak segan mengoyak kulit itu
kulit yang berbau apek  amis alkhohol

malam semakin membuatnya buyar dalam lamunan
melenting sendu tangis di tepi trotoar
kezaliman lenyap sudah

perempuan itu, hilang akal, hilang rupa
histeris melawan kehidupan
jalanan pun seolah menepi ketika ia melaju lari inilah perempuan itu, yang opininya hanya menggantung di langit demokrasi
Sketsa Kontan, Juni 2012

Bicara
Winda Sriana

Telah kutanam sebingkai resah
dalam Kealpaan duka dupa
pada gurun yang teramat menyita dahaga
yang membuatku merasakan gaduh persoalan
menata kelelahan jiwa
lalu, sebelum mentari mengucapkan pisah pada bumi
ku siapkan dipan, untukmu
agar kau nyaman merebah hangat
di setiap sisi hati
setelah itu pulanglah seperti semula
Sketsa Kontan, Juni 2012

Seraut Wajah
Winda Sriana
 
Mata nanar telah mengusik malam di balik selembaran daun
begitu tajam, hingga menyayat robek jiwa yang melihat

itu seraut wajah terluka, di khianati
tatkala ketika ia labuhkan tubuhnya ke dermaga maut

dingin shubuh menggidik kulit ranum yang memerah
semakin beku, ketika angin mendayu lembut menerpa lusuh
kemudian terombang-ambing memaknai perih

biarlah, mungkin itu jalan terbaiknya..
Sketsa Kontan, Juni 2012

Rindu Bosan
Winda Sriana

Setangkup kegentingan memburuk sudah
hilang rupa bagai  laron merangkai gusar
cukuplah aku menimbang pandai tentang  ingatan

kenangan bosan seolah hadir
menyembuhkan gemuruh hampa tanpa beban
inilah keadaan hati yang sulit terbaca
walau sepenggal kisah itu menjenuhkan
Sketsa Kontan, Juni 2012



http://www.analisadaily.com/news/read/2012/08/29/70928/menjamu_rindu_di_persimpangan_senja/#.UD-k8aDXRJE
0 komentar

winda sriana: Sajak-Sajak Duaribuduabelas

winda sriana: Sajak-Sajak Duaribuduabelas

Suara-Suara Rindu
oleh : Winda Sriana


Tangis gerimis bukan serupa pemaknaan asaku, perih
ketika mozaik itu seakan membuka layar kisah kita
dulu, saat aku belum mengerti apapun
bahkan pengertian aku memanggilmu..

Dengan gemulai debu-debu sore membawa kita pada khatamnya hujan
entah mengapa aku ingat peristiwa itu, padahal umurku pun belum semuda pucuk daun
kau memegang erat tangan mungilku agar tak lepas dari wujudmu
dan perangai kota masih membawa kita pada peraduan senja yang indah...

Pada pandangan lemahku tiba-tiba kau bertanya,
"Nak, Jadilah orang yang berguna, kelak bukan saja saat kau telah dewasa tapi juga setelah kita bertemu lagi di tempat yang dijanjikanNya.."
Aku hanya menunduk lugu, entah mengapa aku sedikit memaknai butiran kata itu

Dan kini aku hanya mematung termenung
itu kisah dulu, saat aku mempunyai teriakan bervolume rendah dan nyaring
saat aku banyak tak peduli pada sekeliling sebab aku tak mampu memikirkannya
saat seringnya aku memaknai orang dewasa itu aneh tingkat dewa
apalagi saat kulihat seorang kakaku berbicara sendiri di depan cermin..
Yah saat itulah aku mulai mengenal lebih jauh arti dari seorang Ayah ialah engkau

kejujuran saat ini yang ingin ku katakan
pada benda mati di kamarku, adalah  merindu suara  Ayah
Suara yang dulu membangkitkan semangatku untuk menuai prestasi
suara yang mengalir bijaksana ketika ku berkeluh kesah diwaktu pulang sekolah
suara yang menggema ketika ku tersesat pada rerimbun masalah
suara engkau yang merintih sakit ketika kecamuk penyakit menggerogoti tubuh lemahmu..
dan suara terakhirmu yang tak sempat ku dengar ketika meninggalkan alam fana ini
sungguh aku tak tahan menahan isak, sebab aku sangat merindukan engkau, merindu suara engkau..

Duhai Ayah, aku merindukan sosokmu..
maafkan aku tetap  merintih rindu yang teramat tangis
bahkan saat aku sudah menjadi perempuan dewasa
tapi, hati ini patutlah gugur sebab aku hilang akal membiarkan nada-nada asing membuai hatiku..
Duhai Ayah.. Aku ingin menjadi angin terbang ke alam jauh mencari suara rinduku...
Izinkanlah, aku ingin mencari suara rinduku sepertimu..
                                                                           Sketsa Kontan, 24 Mei 2012
0 komentar

winda sriana: Sajak-Sajak Duaribuduabelas

winda sriana: Sajak-Sajak Duaribuduabelas

Suara-Suara Rindu
oleh : Winda Sriana


Tangis gerimis bukan serupa pemaknaan asaku, perih
ketika mozaik itu seakan membuka layar kisah kita
dulu, saat aku belum mengerti apapun
bahkan pengertian aku memanggilmu..

Dengan gemulai debu-debu sore membawa kita pada khatamnya hujan
entah mengapa aku ingat peristiwa itu, padahal umurku pun belum semuda pucuk daun
kau memegang erat tangan mungilku agar tak lepas dari wujudmu
dan perangai kota masih membawa kita pada peraduan senja yang indah...

Pada pandangan lemahku tiba-tiba kau bertanya,
"Nak, Jadilah orang yang berguna, kelak bukan saja saat kau telah dewasa tapi juga setelah kita bertemu lagi di tempat yang dijanjikanNya.."
Aku hanya menunduk lugu, entah mengapa aku sedikit memaknai butiran kata itu

Dan kini aku hanya mematung termenung
itu kisah dulu, saat aku mempunyai teriakan bervolume rendah dan nyaring
saat aku banyak tak peduli pada sekeliling sebab aku tak mampu memikirkannya
saat seringnya aku memaknai orang dewasa itu aneh tingkat dewa
apalagi saat kulihat seorang kakaku berbicara sendiri di depan cermin..
Yah saat itulah aku mulai mengenal lebih jauh arti dari seorang Ayah ialah engkau

kejujuran saat ini yang ingin ku katakan
pada benda mati di kamarku, adalah  merindu suara  Ayah
Suara yang dulu membangkitkan semangatku untuk menuai prestasi
suara yang mengalir bijaksana ketika ku berkeluh kesah diwaktu pulang sekolah
suara yang menggema ketika ku tersesat pada rerimbun masalah
suara engkau yang merintih sakit ketika kecamuk penyakit menggerogoti tubuh lemahmu..
dan suara terakhirmu yang tak sempat ku dengar ketika meninggalkan alam fana ini
sungguh aku tak tahan menahan isak, sebab aku sangat merindukan engkau, merindu suara engkau..

Duhai Ayah, aku merindukan sosokmu..
maafkan aku tetap  merintih rindu yang teramat tangis
bahkan saat aku sudah menjadi perempuan dewasa
tapi, hati ini patutlah gugur sebab aku hilang akal membiarkan nada-nada asing membuai hatiku..
Duhai Ayah.. Aku ingin menjadi angin terbang ke alam jauh mencari suara rinduku...
Izinkanlah, aku ingin mencari suara rinduku sepertimu..
                                                                           Sketsa Kontan, 24 Mei 2012
0 komentar

Sajak-Sajak Duaribuduabelas


Ketika Sembilan Wajah Menemani
Oleh: Winda Sriana

Sudah 24 jam  sembilan wajah menemaniku
tujuan belum juga sampai
entah berapa kali ku mengeja keluh mereka
sepenggal tanya, bagaimana wajahku?
mungkin pertanyaan itu hanya menggantung di akar abadi
masih ku dengar pula deru nafas pada percakapan asing di bulir-bulir kesah
tapi, tiba-tiba sebutir senyum renyah terpantul di liukan terjal perbukitan
entah senyum siapa itu
aku tak perduli !

sudah 27 jam sembilan wajah menemaniku
tujuan belum juga sampai
batinku  mengumpulkan tanya, apakah kami selamat ?
sungguh, aku tak sengaja menjerat sembilu
ketika petaka menjadi bangkai tulang belulang
satu hingga sempuluh ; menasbihkan riwayat raung kepedihan
ah, mungkin pikiranku sudah pucat pasih
semakin dalam pula tertikam khayal mengerikan

sudah 31 jam sembilan wajah menemaniku
tujuan sudah hilang dari harapan
bumi kian berwarna gelap
badai  melarikan kunang-kunang
genderang tangis hanya terdengar di akar hati
satu hingga sepuluh ; berselimut semangat dan kebersamaan
 menggigil di bawah rimbunan pedih ngilu

sudah 41 jam sembilan wajah menemaniku
tujuan hidup menjadi harapan
bergumul waktu menjamah rindu
tentang wajah Ibu dan Ayah meritualkan air mata
“Hati-hati ya Nak!” Petuahnya.
Hingga akhirnya tubuh menjelma harimau
Menembus  rimba 54 menjemput nyawa yang tinggal setengah




Deli, Kemana Engkau Bermuara
winda sriana

Riwayat yang telah mengikis kisah-kisah
Negara Soumatera Timur, itulah nama negeri kami
dengan hiruk pikuk suara lantang berdegum keras
hingga berlayar ke seluruh dunia
Deli, menjadi saksi bisu sepanjang zaman



Datuk-datuk entah kemana pergi
petuahpun melanglang buana bersama angin
menyusut di barisan pesisir melaka
hinggaplah segala putus asa

dulu, negeri ini penuh kuasa
milik raja-raja sultan yang arif berkuasa
rakyat cinta sesama
tiada hina menghujat ke akar manusia


tapi, itu negeri kami dulu
kini, hanyalah negeri boneka yang dimainkan negeri pusat
entah kemana negeri kami
Negara Soumatera Timur berpijak tegak di tanah sendiri
tanah Deli
tanah yang melahirkan kebudayaan negeri kami
tanah yang melahirkan keindahan negeri kami
tanah yang melahirkan rakyat kami
tanah yang akhirnya menghilangkan jati diri kami.




0 komentar