This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Meminang Ilmu Jurnalistik di Palembang

  


   “Nak kemano dik? “ tanya seorang Bapak ketika kami menginjakkan kaki pertama kali di Kota y ang terkenal dengan kuliner mpek-mpeknya, yah Kota Palembang. Kami bertiga dengan sempoyongan merasakan letih yang teramat sangat, tapi lebur juga karena syukur sudah tiba dengan selamat di kota ini. Kota yang kaya dengan sejarah, siapa yang tak kenal dengan sriwijaya ? Kerajaan kebanggaan di Indonesia yang zaman dahulu pernah mentahta kawasan Asia.
Kesempatan yang luarbiasa bisa berkunjung di kota ini dalam rangka mengikuti pelatihan jurnalistik tingkat Nasional di LPM Gelora Sriwijaya Universitas Sriwijaya. Sejak pengumuman lulusnya tulisan sebagai syarat mengikuti pelatihan ini kami pun bahagia.
            Ketika taksi mengantarkan kami ke ke tempat saudara salah satu dari kami, kamipun beristirahat sejenak untuk menghilangkan penat ini. Panitia hadir pukul 17.00 WIB untuk menjemput dan mengantarkan kami ke penginapan tempat di mana kami akan melakukan seluruh kegiatan sepekan kemudian. Mes musdalifah menjadi tempat kami menginap sekaligus pelatihan. Malam menyapa Palembang, pukul  20.00 kami berangkat ke DPRD Sumatera Selatan, disanalah acara pembukaan perhelatan Tajuk Nasional Gelora Sriwijaya dilakukan.  Dibuka oleh perwakilan Rektorat Universitas Sriwijaya menjadikan acara ini resmi untuk dilaksanakan.  setelah itu kami kembali ke mes, dilanjutkan dengan perkenalan masing-masing peserta dari instansi LPM masing-masing.  Telah hadir dari berbagai  UKM Pers Detak Unsyiah, LPM Media Sriwijaya FH Unsri, LPM Pilar Ekonomi Unila, LPM Ukhuwah IAIN Raden Fatah, SKK Ganto  UNP, LPM Galang, LPM Kinerja FE Unsri, LPM Universitas Bengkulu dan perwakilan dari Sumut UKM Persma Kreatif. Keakraban ini pun dimulai dengan hangat,  sebab satu latarbelakang yang sama yaitu anak pers yang bersanding dalam hati kami menjadikan perbincangan gurih dan renyah.
            Esok harinya pelatihan pun dimulai dengan narasumber pertama yaitu Prawira Maulana editor dari Tribun Sumsel dengan mengusung tema Pers Dalam Dunia, beliau membongkar rahasia bagaimana pers itu begitu memiliki peran yang cukup andil dalam perkembangan dunia.  Pemateri kedua oleh Anton Narasona beliau memberi materi mengenai Kekuatan Pers Relation. Satu kalimat yang  menarik dari beliau yaitu kiat menjalin hubungan baik dengan birokrasi, “Jangan langsung menohok ! Halus tapi menyentil” ungkapnya. Peserta cukup antusias menggali informasi dari pemateri, yah ilmu ini akan mempertajam peserta yang tak lain sebagai jurnalis muda di kampus masing-masing.
            Kuliner Modal  khas Palembang menjadi santapan makanan kudapan malam kami saat acara perkenalan  LPM Gelora Sriwijaya. Suasana keakraban kian dirasa apalagi senioran LPM GS menyambut kami dengan baik,  tanya jawab bagaikan bola ping pong adanya interaksi dua arah yang begitu hangat. Hingga malam menunjukkan taringnya membawa kami harus menidurkan raga.
            Beraksi menjadi seorang Reporter
Matahari Kota Ampera ini mulai muncul tanpa malu-malu, sekelompok orang berseragam biru dengan gagah mempersiapkan peralatan di ruang forum tempat pelatihan. Pagi ini giliran kru Metro Tv Sumsel memberi kami ilmu, Bayu Yuanastra yang menjabat sebagai Kepala Biro Metro Tv Palembang memberikan pelatihan News Report. Peserta dilatih menjadi seorang reporter tv, sebelumnya kami membuat naskah report lalu berlatih langsung di depan kamera dan disaksikan oleh peserta lainnya, selanjutnya dievaluasi kekurangannya. “Seorang reporter tv harus mempunyai modal dan harus menjadi seseorang yang paling tahu” pesannya kepada kami.
Panitia kelihatannya mengerti apa yang dirasakan oleh peserta yang membutuhkan refreshing, setelah pelatihan news report kami jalan sore ke Kambang Iwak Family (KIF) Park, biasanya tempat ini dijadikan sebagai tempat nongkrongnya anak gaul Palembang. Selain tempatnya yang asri dan nyaman, KIF Park juga sangat baik menarik bagi wisatawan karena selain bisa berwisata, di KIF Park wisatawan juga bisa sambil berolahraga. Di sini juga terdapat danau buatan yang menyejukkan alam sekitarnya.
Malamnya Palembang semakin akrab pada kami, apalagi acara selanjutnya yaitu malam keakraban antar peserta merangkaikan cerita begitu indah untuk dikenang. Santai, unik, bersahabat, dan menyenangkan itu yang kami rasakan. Yakin bahwa sebuah perjalanan adalah anugrah yang membuat kita bertemu dengan sosok yang baru dengan membuka wawasan dari pengalamannya masing-masing. Dan kami sebagai perwakilan satu-satunya dari Sumatera Utara tentu kami mempromosi ria bahwa Sumatera Utara itu tiada duanya di dunia ini untuk peserta lainnya untuk mengunjungi Sumut.
Sejarah yang Tersimpan di Ufuk Kota Palembang
Ialah hari yang paling ditunggu oleh semua peserta, setelah berkecamuk dengan materi, akhirnya wisata di kota Palembang tiba juga. Wajah berseri tak dapat kami simpan dengan rapat. Berawal mengunjungi sungai Musi yag tersohor itu, juga besi yang terhubung membatasi sungai, yah jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat). Jembatan legendaris yang menjadi simbol kota Palembang ini. Sungai Musi membelah kota Palembang menjadi dua bagian, yaitu Palembang Hulu dan Palembang Hilir.  Terlihat  di atas Sungai Musi ini terdapat beragam kegiatan ekonomi warga. Mulai dari restoran terapung, pasar terapung, tempat pengisian bahan bakar minyak terapung dan tentu saja kegiatan menangkap ikan oleh warga Sisi kanan kami mengunjungi Benteng Kuto Besak yang menjadi saksi sejarah Kota Palembang.
 Wisata selanjutnya yaitu ke stadion jakabaring kebanggaan Wong Kito. Kemudian Masjid Agung Palembang untuk shalat Zuhur. Dan keindahan dua budaya yang berbeda menjadi satu karya yang unik pula yaitu Masjid Cheng Ho. Setelah letih disuguhi wisata sejarah yang tak ternilai harganya, kami bertemu dengan Rektor dari Universitas Sriwijaya. Beliau menyambut dengan baik dan memberikan semangat kepada calon jurnalis muda untuk tetap berkreasi sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki.
  Yah begitulah, ada awal dan ada akhir, malamnya waktu perpisahan, ada haru yang terlahir kala itu. Suasana tetap hangat dengan membacakan surat cinta dari si pengirim untuk si penerima surat, dan games yang membuat peserta sulit untuk melupakannya.  Kita selalu merasa sebuah perjalanan adalah anugerah yang membuat kita bisa bertemu orang-orang baru dan membuka wawasan, tapi kita lupa sisi lain dari perjalanan adalah kita pun harus berpisah dengan orang-orang baru tersebut.




0 komentar

:: Rupa Luka





Sepanjang jalan belum menemu tepian. Desingan peluru duka masih setia meratap jiwa dalam maklumat yang membara. Dan membakar seluruh slogan yang bernama lara. Tentang luka, hal yang kuterjemahkan pada kebencian, layaknya kebencian pada air comberan emperan kota. Inilah sebab terlalu banyak melumat wasiat yang tak ada guna, yang telah merabunkan peradapan masa depan, memecahkan alamat kejayaan.

Pergulatan yang menggelikan sedang berlangsung pada warga kota, masih tentang rupa luka. Membiarkan matahari membakar hasrat dan keinginan. Serta mengusap kekakuan yang sempoyongan, tetap  menimbang kibar ratapan ini. Dengan melepas dan merelakan kelopak bunga yang terjatuh pasrah. Alangkah terbaiknya jika  berenang terbang pada lengkungan senja yang indah sore hari. Mengabaikan tikus-tikus yang bergeliat memburu waktu.
0 komentar

"I Will Survive, Melawan Kanker Payudara"


                               Penulis : Ranti Hannah
                               Judul : Hairless
                               Tahun terbit : 2011
                               ISBN : 979-780-488-7

            Apa yang akan kamu lakukan ketika mendengar orang yang terdekat terjangkit kanker payudara, atau ibumu, ayahmu, saudaramu atau kau sendiri yang mengalaminya ? Apakah akan larut dalam drama penyakit yang kapan saja akan merenggut nyawa manusia.


Inilah kisah memoar seorang perempuan melawan kanker payudara, ‘Hairlees’. Ranti Hannah ialah seorang dokter, penulis yang mengangkat kisah nyatanya, alasannya tidak klise, adalah dengan  menulis bisa bermanfaat bagi orang lain yang membaca tulisan kita. Dan ia berharap tulisannya bisa mengispirasi orang-orang yang bernasib sama bahwa tidak apa-apa untuk merasa sedih, kalut, marah, karena pada akhirnya kita akan menemukan kekuatan untuk terus berjuang. Ternyata dengan mendapatkan ijazah sarjana dokter tak membuat ia langsung dapat menekuni tugasnya sebagai dokter dan mengobati pasiennya, malahan ia harus menjadi pasien dan dirawat di rumah sakit. Setelah menikah dengan lelaki yang bernama Pandu dan mereka cepat mendapat hadiah yang luar biasa dari Yang Maha Kuasa, dipercaya untuk menjadi orang tua.   Yah, mereka sangat bahagia dan setiap hari menunggu akan kelahiran malaikat kecil yang didambakan setiap pasangan muda. Ketika memasuki usia tujuh bulan kehamilan, kisah ini dimulai mengarah ke klimaks, Ranti menemukan tonjolan kecil di payudara kanannya. Awalnya ia mengira itu merupakan FAM (Fibroadenomamae) tapi setelah diperiksa ke dokter spesialis di Singapura statusnya bertambah menjadi pengidap kanker payudara.
            Kisah ini dikemas dengan begitu sentimental dan tidak kaku, emosi penceritaan yang ditulis Ranti dapat membuat pembacanya terbawa dalam lingkup suasana yang ia alami, begitu nyata dan kita larut dalam setiap peristiwa yang ada. Perjuangan seorang calon ibu yang akan menghadapi proses kelahiran anak pertama, kecerdasannya mengatur jadwal yang ia susun untuk melangkah menghadapi masalahnya, serta keyakinannya bahwa untuk menghadapi penyakit ini harus punya senjata yaitu pengetahuan.
Saya semakin menyadari bahwa hubungan yang sehat adalah hubungan yang dapat berubah dan berevolusi, sesuai dengan tahapan kehidupan kita.
Ranti sangat beruntung memiliki keluarga yang sangat mendukungnya, orang tuanya begitu menyayanginya, begitupun pendampingnya, Pandu. Seorang suami yang tidak dengan cara  melankolis mendukung Ranti, tapi dengan sikap lelucon yang membuat Ranti tidak begitu mengkhawatirkan ada virus yang menyebar dalam tubuhnya dan spirit yang begitu tangguh berdiri di samping istrinya. Ia adalah karam yang kokoh menjadi sandaran Ranti yang terus berjuang melawan kanker. 
He’s telling me that everything will be fine, He loves me no matter what.
                        Yah, buku ini layak menjadi daftar koleksi buku bacaan kita, sebab begitu mengispirasi untuk semua kaum hawa, Ranti yang dinamis melawan kanker menembus lika-liku perjuangan atas nasibnya. Bahwa ia tidak putus semangat, sebab ia yakin setiap orang mempunyai perjuangan dengan masalahnya masing-masing, begitupun ia.
0 komentar

Meremah Budaya Yogya yang Karta

Berdiri tegak ^_^ @Candi Borobudur




Inilah tanah kerajaan yang  merupakan kerajaan terakhir dari semua kerajaan yang pernah berjaya di tanah Jawa.. Yup! Jogjaaaa (teriak nyaring). Budaya yang kental, keramah tamahan masyarakatnya, lingkungan yang menyimpan sejuta keindahan  dan sejarahnya,  menjadi destinasi traveler di seluruh pelosok negeri, termasuk saya :D

Jalan Malioboro
masuk ke museum Ki Hajar Dewantara Gratis! :)
  

Menginjakkan kaki di Yogya seperti membelai sejarah lampau, yah Yogya menyimpan cagar bangunan yang Maha indah untuk kita nikmati. Keindahan buah karya manusia yang memang benarlah insan yang memiliki kesempurnaan jika disanding dengan  makhluk lain.

Selama di Yogya, saya menginap di salah satu Losmen Bu Perwo Jl Sasrowijayan, selain murah (Rp 80 ribu/malam) lokasinya juga sangat strategis dekat dengan Jl Malioboro. Kuliner Yogya memang mengkhaskan suku Jawa :D dengan menyajikan makanan yang serba manis2 (beda bah!  ma di Medan). 
jumbo benereeer :')

Salah satu tempat yag paling di recommended yaitu Raminten. Yah, sebab porsi yang super Jumbo harganya miring sekali. Tempatnya juga oke buat santai dan jangan ketinggalan pula soto kadipiro yang khas yogya :) 
Soto Kadipiro Yogya


Ke Yogya tak pas rasanya kalau gak ke Candi Borobudur. Situs arkeologi yang sudah di akui Unesco ini pernah menjadi warisan dunia.
naik trans yogya
Begitu mengagumkan ^_^  walaupun 2 jam dari Yogya hal itu tak menjadi soal untuk memegang relif budha yang tersohor di dunia itu. 

Yah, modal nekat tanpa guide, akhirnya kami sampai di Candi yang dibangun antara abad ke-8 dan ke-9 M. SubhanAllah maha karya manusia lampau yang memang pintar ! ^_^



 



lalu naik delman sampai gerbang borubudur


















 

meraba sejarah lampau~



Nah destinasi selanjutnya adalah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (keraton Yogya) terletak di jantung provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta, Karena tempatnya berada di tengah-tengah Jogja. uniknya ketika diambil garis lurus antara Gunung Merapi dan Laut Kidul, maka Keraton menjadi pusat dari keduanya.

abdi ndalem (hhe)


Budaya Jawa sangat terasa di Keraton ini, sebab masih banyak menyimpan kesenian khas budaya Jawa, pakaian adat dan bentuk rumah Suku Jawa yang memukau.



gamelan





 tapi..



Malamnya Yogya agak miris, tepatnya di Jl Malioboro sekitar Museum Benteng Vendeburg yang menjadi kumpulnya anak punk  yang memakai obat-obat terlarang (ngelem),  inikah Kota pendidikan itu ? :(



Bagaimana dengan mitos dua beringin ? maukah mencoba ? hha takutnya syirik, tapi untuk permainan saja kayaknya gak papa kali yah ? (ngeles) berjalan kaki dari jl Malioboro ke tempat dua beringin itu agak membuat kaki sempoyongan (jauh juga). 


seremnyaaa

Malam semakin larut  jadi kami berencana tidak lama-lama di sana. Oke, mata tertutup sebelum mulai ku lafaz basmallah (loh!), kaki ku mulai melangkah, satu, dua, (melambat) ,ga, pat, ma.. lama2 mempercepat langkah..  dan gedubrak!!! (nabrak tembok !) usai sudah, tak ingin lagi mencoba ^_^
 dan wedang ronde menjadi penghangat badan malam itu sekaligus melihat sepeda warna-warni yang indah. 
 Hingga kini yang paling aku inginkan adalah Pizza Mondonya Yogya :’) duhh itu beneran Lezzat sekalee, tipis dan lezatos! taste_nya itu loh, wajib coba kalau mampir lagi ke yogya di Jl Cendrawasih no.21A Demangan, Yogyakarta (nyatet di blog supaya gak lupa hhe).


mondo pizza


Pengalaman di Yogya memang luarbiasa, dapet kesempatan masuk di kelas S2 faculty of arts and humanities UGM, walaupun Cuma dua hari, hhe (thanks special to kak wiji :D)

sttt~ lagi fokus!


Inna Gruda Hotel with tami (solo), kak mita (Bali), bg Aprohan (Lampung)
lanjut lagi, secara tiba2 dapet call dari Isprima,, dan alhamdulillah Kreatif dapet nominasi dalam ajang bergengsi, acaranya di Inna Garuda Hotel Yogya, mendapat pengalaman baru, temen2 baru dari persma dan berjumpa orang-orang luarbiasa di Negeri ini seperti, Dahlan Iskan, Jokowi, Yusuf Kalla,Bagir Manan dan lainnya.. 



inilah seluruh pemenangnyaa dr seluruh Indonesia :)


Alhamdulillah, trip ini memang begitu nikmat,,
Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?)
 



0 komentar