Seindahnya
oleh: winda sriana
Seindahnya laut yang berbentang dibawah kilau bintang
Indahnya tak dapat ku lukis di atas kanvas
Walau ku toreh dari cat darah berwarna merah pekat
Seindahnya pegunungan yang melahirkan kehijauan
Indahnya tak dapat ku ucapkan
Sebab ku sudah terselubung kesejukan yang meleburkan luka
Seindahnya langit yang berlapis tujuh tingkatan
Indahnya tak dapat ku dapatkan
Sebab kerahasiaan masih tersimpan di dalam genggamanNya
Seindahnya hari diantara tujuh hari yang selalu terlewati
Indahnya bagai waktu yang bergugur rindu
Sebab masih bertemu orang yang terkasihi
Seindahnya bersimpuh dalam sujud
Indahnya tak dapat ku jamah dalam jejak
Walau sajak-sajak doa terbias sang mega cahaya
Seindahnya...
Di antara wewangian bunga berwarna
Jalanan ramai oleh tawa
saat terasa perjalanan sangat panjang
ku buyarkan kerinduan pada Sibakan angin yang meratap diam
saat itu kukatakan : “Entahlah!”
sebab rindu tak lagi dalam kepalan
Sembunyi beriring di peraduan
Bersama garis-garis putih
Hingga nanti ku berharap menabur di pematang langit
Kukatakan sebait lagi,
Tentang jalan yang masih panjang
Jejaknya tetap tersembunyi
sebab ku ukir dan kupatri hanya dalam lubuk hati
bahkan sudah kurasa lenyap dan musnah
Bersama longlongan malam
Yang membuyarkan kalimat syahadat di rangkaian doa shalawat..
Padahal subuh sebentar lagi berkumandang
Tapi, jalan masih terlalu panjang
Dimana kan kuurai celah jalan yang sempat terhilangkan
sebab sudah terikat oleh jeruji besi yang anyir dalam lorong gelap
ntah pada siapa aku bermunajad tentang jalan yang mulai kelabu
Berilah aku petunjuk !
Sebab raga ini sudah tak senada lagi dengan simponi keteguhan,.
Meskipun badai bencana telah di rasa
masih saja anak-anak bermuka riang
bersorak di tengah benturan terompet
diantara perangai kota yang kemerlap dengan cahaya
Tak mungkin sedang mati rasa
bersebab asa jiwa masih terpendam
di hati-hati sadarnya lembah kekuatan
nyanyian kehidupan sudah tak terdengar
apalagi senyuman di kulum warga Kota
Entahlah
kesadaran hanyalah buah bibir yang bergelantungan
di ranting-ranting sudut kota
Pada mereka penghuni kota
udara hanya berpesan
bahwa wajah-wajah mereka tak perlu ditutupi
oleh pendar cahaya kabur yang siap
menjurangkan mereka ke lembah kesesatan
SENJA DIUFUK BARU
Seiring kegelapan yang datang
mekarlah hasrat bagiku
untuk menjadi semburat senja
yang akan datang di akhir hari
Kehidupan menyertai keindahan
pun kadang seolah khayalan
yang siap menjelma di sisi bayangan
disitulah aku berdiri menjadi senja
akan selalu tegap membentang
melihat kehancuran dunia perlahan
Tapi derap pengharapan hanyalah bagai doa
yang tak tahu arah tujuan membentang
pada senja yang kemilaunya
samar-samar mengintip diteras asa
adalah senja yang dapat membawa matahari
datang kembali menghampiri bumi
NAFAS-NAFAS YANG MENJELMA
Saat musim berubah
mencumbu keelokan yang dulu berlalu
jelitanya tertinggal pada angan yang masih mekar
seindah bait-bait kalam dalam keagungan
Nafas-nafas menjelma
menjadi butir bibit bunga
yang siap menghempas debu
di garis kejenuhan kemarau yang dulu
Dan esok hari
ribuan nyawa akan mengukir
senyuman indah di pantulan awan
menyentuh tapak-tapak
yang dahulu merintih kepedihan
DESIR KERINDUAN
Desau angin menyambutku
yang melangkah pasti di lorong kerinduan
suara-suara gemercik padi
mengulum senyum ku di lambai lembayung
Kampung ini adalah permata hatiku
yang selalu mendorong menembus harapan
disudut pagar kampung
ku temukan benang-benang kesejukan
yang selalu anggun mengisi ruang
Oh,betapa rindunya aku
di manja riak sungai dengan tariannya
nyanyian suara jangkrik
dalam samar cahaya lampu semprong
seakan ku ingin tertawa dalam sebuah nafas
yang sudah tak ada alurnya
SEBUAH PERJALANAN
Ketika petunjuk hati diperlukan setiap insan
Ketulusan jiwa mengetuk pintu kesadaran
Maka terbukalah kunci kemerdekaan jiwa
Saatnya menjalani apa yang semestinya dijalani
Perjalanan,
Kenyataan yang harus diterima
Tidak diam dan tidak menyerah
Meski disengat matahari,padang pasir yang membakar
Menyongsong tujuan yang telah tercita
Sebelum datangnya akhir perjalanan
Saat komet yang terus membentuk galaksi
Saat siang selalu menyapa sang malam
Saat bumi yang setia mengelilingi matahari
Saat bulan yang tidak bosannya menerangi bumi di malam hari
Saat itu perjalanan akan terus mencari tujuan
Ketika waktu terasa lama bila tujuan tak tercapai
Ketika waktu terasa cepat bila tujuan kan dirasakan
Perjalanan,
Memang penuh variasi bentuk
Perjalanan,
Juga penuh duri yang siap menusuk
Tapi, itulah perjalan
Perjalanan kan terasa bahagia
Perjalanan kan terasa nestapa
Namun, berjuanglah menuju sebuah perjalanan
Yang berakhir diantara neraka dan surga
0 komentar:
Posting Komentar